Total Tayangan Halaman

Sabtu, 23 April 2011

DAMPAK KENAIKAN HARGA TERHADAP KONSUMEN

Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat merugikan. Kita ambil contoh seorang pensiunan pegawai negeri tahun 1990. Pada tahun 1990, uang pensiunnya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun di tahun 2003 -atau tiga belas tahun kemudian, daya beli uangnya mungkin hanya tinggal setengah. Artinya, uang pensiunnya tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebaliknya, orang yang mengandalkan pendapatan berdasarkan keuntungan, seperti misalnya pengusaha, tidak dirugikan dengan adanya inflasi. Begitu juga halnya dengan pegawai yang bekerja di perusahaan dengan gaji mengikuti tingkat inflasi.

Konsumen adalah mereka yang memilki pendapatan (uang) dan menjadi pembeli barang dan jasa di pasar. Sedangkan perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, menimbang , mengevaluasi dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka dikenal dengan perilaku konsumen.

Dalam perilaku konsumen disebutkan kata menimbang dan mengevaluasi. Seseorang konsumen yang rasional pada waktu akan memutuskan pembelian suatu barang tidak didasari oleh emosi belaka namun terutama didasari pada suatu pertimbangan bahwa apa yang akan dibelinya memang memberikan tingkat kepuasan terbesar jika dibandingkan dengan barang lainnya. Tentunya ada criteria-kriteria terentu yang ‘dipatok’ oleh konsumen tersebut untuk mendapatkan kepuasan terbesar dalam pembelian tadi. Kriteria yang paling erat tentunya seputar kualitas barang dan harga barang.

Seperti yang telah diketahui bersama kualitas barang bisanya mempunyai nilai tersendiri, Seorang bergaya hidup mewah bisanya tidak akan memperhitungkan harga untuk mendapat kepuasan, asalkan barang yang dianggapnya bagus dan bernilai ia kan membelinya sekalipun harga tinggi, contohnya artis-artis ibu kota yang dapat mengeluarkan ratusan juta rupiah hanya demi sebuah gaun,tas,sepatu dll.

Berikut ini ada sebuah contohnya, yaitu kenaikan harga pangan yang berdampak pada kepercayaan konsumennya.
Kepercayaan konsumen terus melemah pada bulan Februari akibat kenaikan harga bahan makanan. Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) pada bulan Februari 2010 melemah sebesar 2,1% menjadi 85,0 yang merupakan level terendahnya dalam sepuluh bulan terakhir.
Survei terakhir menunjukkan, 71,5% dari konsumen yang disurvei pada bulan Februari merasa khawatir terhadap kenaikan harga bahan makanan. Angka itu lebih tinggi dibandingkan pada Januari, dimana hanya 61,1% konsumen yang khawatir kenaikan harga pangan. Demikian pimpinan Danareksa Research Institute, Purbaya Yudhi Sadewa dalam hasil survei kepercayaan konsumennya, yang dikutip Jumat (5/3).
Kedua komponen yang membentuk IKK menurun pada bulan Februari. Komponen yang menunjukkan keadaan saat ini, Indeks Situasi Sekarang (ISS), turun sebesar 4,4% menjadi 65,4 pada bulan Februari karena konsumen memberikan penilaian yang lebih buruk terhadap keadaan ekonomi saat ini.
Sementara komponen IKK yang menunjukkan keadaan masa depan, Indeks Ekspektasi (IE), turun sebesar 0,9% menjadi 99,7. Penurunan IE ini menunjukkan optimisme masyarakat terhadap prospek ekonomi dalam enam bulan mendatang semakin berkurang.
Sementara itu, konsumen memperkirakan bahwa pendapatan rumah tangga mereka tidak akan meningkat dalam enam bulan ke depan. Dengan latar belakang tersebut, rencana konsumen untuk membeli barang-barang tahan lama terus melemah pada bulan Februari. Setelah turun ke 24,8% pada bulan Januari, proporsi konsumen yang berencana untuk membeli barang-barang tahan lama dalam 6 bulan mendatang turun ke 23,4% pada bulan Februari 2010. "Konsumen merasa yakin bahwa tekanan inflasi akan sedikit berkurang dalam enam bulan mendatang," jelas Purbaya.
Pada survei terakhir, indeks yang mengukur sentimen konsumen terhadap inflasi turun sebesar 1,1% menjadi 186,5 pada bulan Februari. Ekspektasi penurunan tekanan inflasi ini sebagian dikarenakan adanya ekspektasi bahwa harga bahan makanan akan menurun seiring dengan dimulainya masa panen raya  pada bulan Februari.
Kepercayaan konsumen terhadap kemampuan pemerintah untuk melaksanakan tugas-tugasnya terus melemah pada survei bulan Januari. Indeks Kepercayaan Konsumen terhadap Pemerintah (IKKP) turun sebesar 1,29% menjadi 98,3 pada bulan Februari yang merupakan level terendah sejak bulan November 2008. Penurunan ini terutama disebabkan oleh menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap kemampuan pemerintah untuk menstabilkan harga (turun -8,2%) dan kemampuan pemerintah untuk memulihkan perekonomian nasional (turun -6,1%).
[sumber: Jakartapress.com]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar