Total Tayangan Halaman

Sabtu, 14 April 2012

FENOMENA MEWABAHNYA VIRUS TOMCAT



Fenomena Serangga Tomcat yang mewabah di sejumlah daerah di Indonesia belakangan ini menimbulkan keresahan warga. Sebenarnya serangga ini bagi para petani malah banyak membantu karena Tomcat banyak memakan telurnya wereng padi dan tanaman. Lalu mengapa menjadi buah bibir masyarakat?
Dermatitis Paederus adalah dermatitis kontak iritan aneh ditandai dengan tiba-tiba mengalami lesi erythematobullous di daerah yang terkena tubuh. Penyakit ini dipicu oleh serangga yang termasuk dalam genus Paederus. Kumbang ini tidak menggigit atau menyengat, tapi melakukan pelepasan cairan selom, yang berisi paederin, yaitu yang menyebabkan kulit menjadi bengkak. Nah di Indonesia, dermatitis tersebut lebih di kenal disebabkan oleh virus tomcat.
Serangga ini tidak menggigit sehingga tidak perlu khawatir akan sakitnya gigitan serangga ini. Namun, yang mengakibatkan serangga ini berbahaya adalah cairan yang dikeluarkan dari tubuhnya. Cairan tersebut berupa cairan asam dan tentu saja membawa toksin yang kemudian disebut dengan nama “paederin”. Paederin adalah yang menyebabkan bengkak, menyebabkan reaksi pada kulit ± 24 jam setelah kontak. Respon yang berbeda terlihat di kulit tergantung pada, durasi konsentrasinya pemaparan, dan karakteristik individu.

A. CIRI-CIRI SERANGGA TOMCAT
1. Serangga ini memiliki ciri-ciri fisiologi yang hampir sama dengan semut, namun agak lebih besar dan menyerupai hewan kalajengking.

2. Ukuran tubuhnya ± 1 cm dan berwarna hitam-orange.

3. Habitatnya di daerah yang berupa rawa, sawah, atap dan juga hutan mangrove (itulah mengapa nama lain serangga ini disebut dengan nama kumbang rove atau bahkan semut semai.

4. Serangga ini meninggalkan habitatnya ketika sore hari dan sangat suka dengan daerah yang bercahaya terang.


B. GEJALA-GEJALA TERKENA VIRUS TOMCAT
Jika cairan tersebut mengenai kulit manusia secara langsung, maka akan menimbulkan penyakit kulit akibat gangguan sel-sel kulit. Kulit akan nampak bercak-bercak merah yang muncul ketika cairan paederin tadi mengenai kulit. Bercak merah ini kemudian muncul setelah 12 hingga 36 jam setelah kulit terkena cairan tersebut. Kemudian setelah bercak merah muncul, maka kulit akan terasa panas seperti layaknya terbakar. Gejala lainnya yang dapat timbul adalah munculnya gelembung-gelembung kecil yang banyak berwarna putih (berisi nanah). Terkadang juga berisi cairan bening tak berwarna.

C. CARA PENCEGAHAN

1. Untuk menghindari dermatitis Paederus antara lain: Belajar mengenali kumbang Paederus.

2. Sebaiknya memastikan bahwa pintu dan jendela tertutup sebelum menyalakan lampu rumah.

3. Membeli dan menyiapkan jarring nyamuk di dalam rumah.

4. Melakukan penyemprotan hama anti nyamuk sekali dalam 3 bulan


D. LANGKAH-LANGKAH TEPAT JIKA SUDAH TERKENA CAIRAN PAEDERIN

1. Cairan jangan dibersihkan dengan kain, akan tetapi langsung di bawah air mengalir dan ditambahkan sabun antiseptic, seperti betadine, dettol dan sejenisnya.

2. Hindarkan diri dari menggaruk bagian yang luka terkena cairan tersebut agar iritasi tidak melebar akibat sisa-sisa cairan yang sudah masuk sebelumnya ke bawah lapisan kulit.

3. Selalu menjaga kebersihan kulit dimanapun berada.


E. PENGOBATAN
Salep hydrocortisone disebutkan sebagai obat untuk mengobati virus tomcat oleh Dinas Kesehatan. Obat tersebut merupakan salep untuk menghambat pertumbuhan parasit di kulit. Namun penggunaan salep tersebut tak bisa sembarangan, harus melalu izin dokter ahli dikarenakan termasuk ke dalam salah satu jenis obat generik keras.
Penyebaran virus yang sangat begitu cepat ini mungkin disebabkan oleh ekosistem alam yang rapuh akibat perubahan iklim dan cuaca yang ekstrim atau pemanasan global,sehingga mengganggu keseimbangan alam. Maka dari itu waspadalah selalu terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan sekitar kita, jaga kebersihan lingkungan, dan selalu cari info-info terbaru yang berkembang di masyarakat terutama tentang kesehatan agar kita bisa melakukan tindakan-tindakan sedini mungkin untuk pencegahan maupun pengobatan yang tidak salah kaprah.

Referensi:


Tidak ada komentar:

Posting Komentar