Total Tayangan Halaman

Kamis, 12 April 2012

MENYIKAPI ADANYA KENAIKAN BBM


Bukan hal yang baru lagi ketika kita mendengar atau melihat berita di TV tentang rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Hal ini sudah sering terjadi dalam beberapa kurun waktu, walau kenaikan nominal rupiah yang tidak begitu besar, namun ini menjadi sumber masalah bagi sebagian besar bahkan seluruh rakyat Indonesia.

Awalnya pemerintah dan DPR sepakat melalui Pasal 7 ayat 6 UU APBN 2012 untuk tak menaikkan harga BBM eceran bersubsidi. Untuk mengurangi tekanan pada anggaran belanja negara, diputuskan mendorong pengalihan ke BBM nonsubsidi di Jawa dan Bali pada tahap awal. Dalam prosesnya, pengalihan tersebut menemui jalan buntu. Alhasil, pilihan menaikkan harga BBM bersubsidi dianggap lebih masuk akal dilaksanakan.

Ya Rp. 1500,- memang tidak ada apa-apanya jika kita lihat dari nominalnya, yang menjadi masalah besarnya adalah kekhawatiran akan terhambatnya pertumbuhan ekonomi karena dampak kenaikan harga barang dan jasa yang terjadi akibat komponen biaya yang naik. Kenaikan BBM di Indonesia pada umumnya sering diiringi oleh kenaikan harga barang terutama barang kebutuhan pokok dengan alasan kenaikan biaya distribusi dan produksi terutama barang-barang yang menggunakan bahan bakar minyak sebagai salah satu komponen penyusunnya. Kenaikan ini tanpa sadar secara perlahan akan mengurangi anggaran keuangan rumah tangga apalagi bagi masyarakat yang berpenghasilan standard upah minimum regional (UMR) atau bahkan di bawahnya.

"Kenaikan harga BBM itu isu ekonomi, isu energi. Bisa menjadi isu politik yang sangat tinggi sekarang dan sudah dipolitisasi isunya. Padahal, kenaikan harga BBM sekarang ini tidak beda dengan kenaikan BBM pada tahun-tahun yang lalu di zaman Pak Gus Dur, di zaman Soeharto, dan presiden lainnya," ujar Anas Urbaningrum di Jakarta Pusat, Senin (26/3/2012).

Rencana pemerintah untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) per 1 April 2012 terus menuai pro dan kontra dari berbagai elemen masyarakat seperti pengalaman kenaikan BBM sebelumnya (2005 dan 2008). Di era kebebasan mengeluarkan pendapat seperti sekarang in, hal itu merupakan hal yang sangat wajar terjadi; secara khusus melalui aksi demonstrasi  Namun yang perlu digarisbawahi, hendaknya hal tersebut dilakukan setelah menilik data-data empiris yang ada. Berdasarkan data-data tersebut barulah kita menentukan sikap menyoal kenaikan harga BBM yang sudah di depan mata ini.

Sebagai masyarakat yang baik, untuk menyikapi atas adanya masalah-masalah kenaikan BBM tersebut, kita perlu mencari tahu terlebih dulu mengapa harga BBM perlu naik dan mengantisipasi dampak dari kenaikan tersebut. Karena Inflasi tidak mungkin dihindari sebab BBM adalah unsur vital dalam proses produksi dan distribusi barang, Tetapi menaikkan harga BBM juga tak bisa dihindari karena beban subsidi membuat negara sulit melakukan investasi bidang lain untuk mendorong tumbuhnya ekonomi. Hal ini disebutkan oleh Pri Agung Rakhmanto, peneliti dan direktur lembaga kajian migas Reforminer Institute.

Walau kenaikan harga bbm dan barang kebutuhan pokok sudah tidak bisa terhindarkan lagi namun bukan berarti tidak ada hal yang tidak bisa dilakukan. Menyalahkan pemerintah karena kenaikan atau ikut berunjuk rasa menentang kenaikan harga bbm mungkin menjadi salah satu efek dari kebijakan pemerintah, hanya saja bagi masyarakat yang terpenting adalah bagaimana melanjutkan kehidupan esok dengan harga-harga baru.

Berikut adalah beberapa tips yang bisa digunakan untuk menghadapi kenaikan harga BBM dan barang kebutuhan pokok:
  • HEMAT !! – Mulailah bijaksana dalam penggunaan BBM
  • Divergensi bahan makanan -- Divergensi ini bertujuan supaya ketergantungan pada satu sumber makanan pokok yang harganya melambung saat kenaikan harga bbm bisa dikurangi, harga umbi-umbian di Indonesia bisa dikatakan relatif lebih rendah dibandingkan harga beras dengan demikian penghematan di bagian konsumsi makanan pokok bisa diaplikasikan.
  • Mengurangi perlahan-lahan konsumsi bahan-bahan makanan yang harganya rentan naik dalam waktu singkat dan rasio kenaikkannya cukup tinggi, misal gula, cabai, dan minyak goreng. Selain untuk penghematan, mengurangi konsumsi minyak goreng atau gula juga bagus untuk menjaga kesehatan karena minyak adalah bahan kimia yang mengandung lemak kolesterol, senyawa yang menjadi penyebab penyakit jantung dan gula adalah salah satu penyebab penyakit diabetes.
  • Kurangi kebiasaan konsumtif atau yang mengarah pada konsumerisme, mungkin contoh paling mudah adalah bagi perokok berat.

Banyak sekali tips dan cara berhemat atau menyesuaikan pengeluaran dalam situasi kenaikan harga tergantung pada pola hidup masing-masing individu. Cara diatas hanyalah salah satu cara sederhana saja dalam menyikapi kenaikan harga barang apabila terjadi kenaikan harga pada BBM.

Hal terpenting yang harus kita ingat adalah jika kesulitan hidup datang seseorang yang bisa menjaga hati nurani dan berpikir dengan logis akan lebih bisa bijaksana dan siap dalam menghadapinya. Kuatkan iman dan tingkatkan rasa sabar, penguatan mental menjadi satu fundamental paling penting dalam menghadapi kesulitan hidup karena tidak jarang seseorang mudah putus asa dan kehilangan logika dalam suasana yang serba susah serta tidak menentu.




Referensi:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar