Bukan hal yang baru lagi ketika kita
mendengar atau melihat berita di TV tentang rencana kenaikan harga Bahan Bakar
Minyak (BBM). Hal ini sudah sering terjadi dalam beberapa kurun waktu, walau
kenaikan nominal rupiah yang tidak begitu besar, namun ini menjadi sumber masalah
bagi sebagian besar bahkan seluruh rakyat Indonesia.
Awalnya pemerintah dan DPR sepakat melalui Pasal 7 ayat 6 UU
APBN 2012 untuk tak menaikkan harga BBM eceran bersubsidi. Untuk mengurangi
tekanan pada anggaran belanja negara, diputuskan mendorong pengalihan ke BBM
nonsubsidi di Jawa dan Bali pada tahap awal. Dalam prosesnya, pengalihan
tersebut menemui jalan buntu. Alhasil, pilihan menaikkan harga BBM bersubsidi
dianggap lebih masuk akal dilaksanakan.
Ya
Rp. 1500,- memang tidak ada apa-apanya jika kita lihat dari nominalnya, yang
menjadi masalah besarnya adalah kekhawatiran akan terhambatnya pertumbuhan
ekonomi karena dampak kenaikan harga barang dan jasa yang terjadi akibat
komponen biaya yang naik. Kenaikan BBM di Indonesia pada umumnya sering
diiringi oleh kenaikan harga barang terutama barang kebutuhan pokok dengan
alasan kenaikan biaya distribusi dan produksi terutama barang-barang yang
menggunakan bahan bakar minyak sebagai salah satu komponen penyusunnya.
Kenaikan ini tanpa sadar secara perlahan akan mengurangi anggaran keuangan
rumah tangga apalagi bagi masyarakat yang berpenghasilan standard upah minimum
regional (UMR) atau bahkan di bawahnya.
"Kenaikan
harga BBM itu isu ekonomi, isu energi. Bisa menjadi isu politik yang sangat
tinggi sekarang dan sudah dipolitisasi isunya. Padahal, kenaikan harga BBM
sekarang ini tidak beda dengan kenaikan BBM pada tahun-tahun yang lalu di zaman
Pak Gus Dur, di zaman Soeharto, dan presiden lainnya," ujar Anas Urbaningrum
di Jakarta Pusat, Senin (26/3/2012).
Rencana pemerintah untuk menaikkan harga
Bahan Bakar Minyak (BBM) per 1 April 2012 terus menuai pro dan kontra dari
berbagai elemen masyarakat seperti pengalaman kenaikan BBM sebelumnya (2005 dan
2008). Di era kebebasan mengeluarkan pendapat seperti sekarang in, hal itu
merupakan hal yang sangat wajar terjadi; secara khusus melalui aksi demonstrasi
Namun yang perlu digarisbawahi, hendaknya hal tersebut dilakukan setelah
menilik data-data empiris yang ada. Berdasarkan data-data tersebut barulah kita
menentukan sikap menyoal kenaikan harga BBM yang sudah di depan mata ini.
Sebagai masyarakat yang baik, untuk
menyikapi atas adanya masalah-masalah kenaikan BBM tersebut, kita perlu mencari
tahu terlebih dulu mengapa harga BBM perlu naik dan mengantisipasi dampak dari
kenaikan tersebut. Karena Inflasi tidak mungkin dihindari sebab BBM adalah
unsur vital dalam proses produksi dan distribusi barang, Tetapi menaikkan harga
BBM juga tak bisa dihindari karena beban subsidi membuat negara sulit melakukan
investasi bidang lain untuk mendorong tumbuhnya ekonomi. Hal ini disebutkan
oleh Pri Agung Rakhmanto, peneliti dan direktur lembaga kajian migas Reforminer
Institute.
Walau
kenaikan harga bbm dan barang kebutuhan pokok sudah tidak bisa terhindarkan
lagi namun bukan berarti tidak ada hal yang tidak bisa dilakukan. Menyalahkan
pemerintah karena kenaikan atau ikut berunjuk rasa menentang kenaikan harga bbm
mungkin menjadi salah satu efek dari kebijakan pemerintah, hanya saja bagi
masyarakat yang terpenting adalah bagaimana melanjutkan kehidupan esok dengan
harga-harga baru.
Berikut
adalah beberapa tips yang bisa digunakan untuk menghadapi kenaikan harga BBM
dan barang kebutuhan pokok:
- HEMAT !! – Mulailah bijaksana dalam penggunaan BBM
- Divergensi bahan makanan -- Divergensi ini bertujuan supaya ketergantungan pada satu sumber makanan pokok yang harganya melambung saat kenaikan harga bbm bisa dikurangi, harga umbi-umbian di Indonesia bisa dikatakan relatif lebih rendah dibandingkan harga beras dengan demikian penghematan di bagian konsumsi makanan pokok bisa diaplikasikan.
- Mengurangi perlahan-lahan konsumsi bahan-bahan makanan yang harganya rentan naik dalam waktu singkat dan rasio kenaikkannya cukup tinggi, misal gula, cabai, dan minyak goreng. Selain untuk penghematan, mengurangi konsumsi minyak goreng atau gula juga bagus untuk menjaga kesehatan karena minyak adalah bahan kimia yang mengandung lemak kolesterol, senyawa yang menjadi penyebab penyakit jantung dan gula adalah salah satu penyebab penyakit diabetes.
- Kurangi kebiasaan konsumtif atau yang mengarah pada konsumerisme, mungkin contoh paling mudah adalah bagi perokok berat.
Banyak
sekali tips dan cara berhemat atau menyesuaikan pengeluaran dalam situasi
kenaikan harga tergantung pada pola hidup masing-masing individu. Cara diatas
hanyalah salah satu cara sederhana saja dalam menyikapi kenaikan harga barang
apabila terjadi kenaikan harga pada BBM.
Hal
terpenting yang harus kita ingat adalah jika kesulitan hidup datang seseorang
yang bisa menjaga hati nurani dan berpikir dengan logis akan lebih bisa
bijaksana dan siap dalam menghadapinya. Kuatkan iman dan tingkatkan rasa sabar,
penguatan mental menjadi satu fundamental paling penting dalam menghadapi
kesulitan hidup karena tidak jarang seseorang mudah putus asa dan kehilangan
logika dalam suasana yang serba susah serta tidak menentu.
Referensi:
- http://aksesdunia.com/2012/kenaikan-harga-bbm-dan-dampak-ekonominya/#ixzz1rix1w0ib
- http://www.artikelkita.info/2012/03/demo-kenaikan-harga-bbm-2012.html
- http://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2012/03/30/berhemat-mudah-menghadapi-kenaikan-bbm/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar